content="keyword1, keyword2, 6Cv2UMKtaDJfz9K6WM7QnB5HxMw> MovephaW4R3: Gundam 00 the Movie: A wakening of the Trailblazer
Senin, 08 Agustus 2011 | By: MovephaW4R3

Gundam 00 the Movie: A wakening of the Trailblazer

Film layar lebar ini benar-benar memberiku perasaan campur aduk. Sejujurnya, sesudah berkesempatan menontonnya sendiri, selama berminggu-minggu aku bahkan tak yakin sebaiknya mulai mengulas dari mana.
Dimaksudkan sebagai penutup seri Gundam 00 yang populer, dipelopori oleh studio animasi Sunrise dan masih dipegang oleh Seiji Mizushima sebagai sutradara, dengan premiere di Jepang, AS, dan Singapura, Mobile Suit Gundam 00 the Movie: A wakening of the Trailblazer berlatar dua tahun sesudah season kedua seri TV-nya berakhir. Pemerintahan Federasi telah mampu mengatasi konflik-konflik yang terjadi di Bumi. Perdamaian secara perlahan tapi pasti sepertinya akan tercipta. Tapi lalu datang ancaman dari luar angkasa dalam bentuk semacam spesies alien misterius yang disebut ELS (Extraterrestrial Living-metal Shapeshifters—‘logam-hidup perubah wujud dari luar Bumi’ ), yang mengasimilasi warga-warga Bumi yang gelombang otak kuantum-nya telah bangkit sebagai pengaruh dari penyebaran partikel GN. Dengan kata lain, para korban adalah orang-orang yang telah mengambil langkah pertama dalam evolusi untuk menjadi kaum Innovator.
ELS datang ke orbit Bumi dengan menggunakan puing-puing kapal eksplorasi Jupiter yang diyakini telah terbengkalai berpuluh tahun sebelumnya. Bangkai kapal ini dihancurkan dalam sebuah misi oleh perwira Innovator pertama yang diakui Federasi, Descartes Shaman, dengan menggunakan mobile armor yang sangat kuat, Gadalezza. Tapi tindakan penghancuran tersebut malah menjadi pemicu sampainya ELS ke Bumi.
Gelombang kedatangan ELS berikutnya mulai terlihat dari Jupiter. Kepanikan massal global segera merebak. Kekacauan mencapai puncaknya  saat Descartes beserta timnya menjadi korban pertama yang jatuh saat gelombang kedatangan ini gagal diintersepsi Federasi.
Alien
Seperti yang diindikasikan oleh nama mereka, ELS (aku enggak tahu apa aku perlu menyebut mereka secara tunggal atau jamak) berbentuk menyerupai butir-butir logam cair yang ‘menghujani’ Bumi dari Jupiter. Saat mengasimilasi seorang manusia, mereka mengubah struktur biologis manusia tersebut menjadi semacam unsur logam—menjadikan si ‘induk semang’ ini berbentuk serpihan-serpihan mengkilap yang mencuat—dan secara tak langsung memakan nyawa mereka.
Secara misterius, ELS juga memiliki kemampuan untuk mengambil alih kendali segala bentuk permesinan—mulai dari mobil dan kereta sampai ke mobile suit—dan membuat mesin yang diambil alih tersebut ‘hidup’ dan bekerja sendiri, sebelum secara menakutkan memakan korban jiwa.
Untuk suatu alasan tertentu, ELS juga akan mengambil wujud Ribbons Almark—tokoh antagonis utama dalam seri TV—pada saat mereka berkeliaran dalam bentuk manusia di muka Bumi. Kenyataan ini tentu saja membuat syok Setsuna F. Seiei, sang tokoh utama, dan membuatnya bertanya-tanya tentang apa makna kedatangan mereka.
Menghadapi situasi genting yang telah diramalkan ini, kelompok paramiliter rahasia Celestial Being akhirnya kembali bertindak. Sesudah mengutus Lockon Stratos untuk menjemput dua personil mereka, Allelujah Haptism dan Marie Parfacy, dari ancaman ELS di Mongolia (akibat ketertarikan mereka terhadap gelombang otak kuantum Marie), Celestial Being bergabung bersama militer Federasi dalam mempertahankan Bumi terhadap ELS  sekaligus berusaha memahami warisan sesungguhnya yang Aeolia Schenberg telah tinggalkan bagi mereka.
Hanya Bagi Penggemar Berat
Tanpa perlu diperdebatkan, konflik melawan ELS—yang notabene adalah alien ini—menjadi sumber perdebatan utama para penggemar seri ini. Sebab ini kali pertama dalam 30 tahun sejarah waralaba Gundam ada tema aliendimasukkan ke dalam cerita.
Semula, sewaktu aku mendengar soal ‘dialog yang akan datang’ di akhir season kedua, aku mengira yang dimaksudnya adalah dialog dengan sesama manusia lagi, yang selama berabad-abad telah terpisah dari Bumi atau semacamnya.
Tema tentang peradaban manusia yang telah lama terpisah dari Bumi (sampai dipandang sebagai ‘makhluk asing’) sebelumnya pernah diangkat dalam beberapa seri anime lain, macam Aoki Ryuusei Layzner dan Martian Successor Nadesico. Waralaba Gundam juga pernah beberapa kali menyinggungnya, melalui keberadaan koloni Mars di seri Gundam SEED Destiny Astray atau Kekaisaran Jupiter dalam Mobile Suit Crossbone Gundam. Sehingga aku sama sekali tak mengira mereka benar-benar akan menghadirkan alien—makhluk-makhluk asing dari luar angkasa yang serupa monster dan berbeda dari manusia—secara harfiah.
Aku sejujurnya tak berkeberatan dengan tema ini. Hanya saja, entah mengapa, cara pengeksekusiannya benar-benar membuat nilai ceritanya terkesan ‘dangkal.’  Ibaratnya, aku menunggu semacam ‘kejutan’. Tapi yang kudapatkan malah separuh dari bentuk minimum yang kusangka. (tapi aku tak akan banyak protes, mengingat apa yang telah kulakukan untuk mendukung waralaba ini barulah sebatas memberli model kit MS dari waktu ke waktu)
Perasaan campur adukku diperparah karena secara teknis, film ini benar-benar bagus (adegan-adegan mecha, sudut pengambilan gambar, penataan suara, pembangunan suasana dsb.). Tapi inti ceritanya itu! Argh, bahkan tak sebanding dengan season pertama seri ini sendiri. Tak ada intrik politik. Tak ada kedalaman karakter. Bahkan elemen angst yang bagiku-merupakan-cara-paling-murahan-untuk-meraih-penonton pun tak ada.Yang ada hanyalah kepanikan dan kebingungan saat seisi Bumi berusaha mencerna fenomena ELS dan menemukan penanganannya, sebelum menyadari bahwa evakuasi penduduk Bumi secara global(!) ke kapal ruang angkasaCelestial Being menjadi sesuatu yang tampaknya tak terhindarkan.
Situasi tampak teramat muram saat jajaran MS Federasi berbaris di satu sisi orbit Bumi demi menghadapi pertempuran terakhir. Tapi aArus deras alien berbentuk batu karang yang menjadi lawan mereka tidak terlalu bisa menyajikan pertempuran akhir dramatis khas anime mecha. Lalu penyelesaian semuanya juga terkesan begitu disederhanakan saat Setsuna, dengan MS-nya yang baru, 00 Gundam QuanTT meluncur ke pusat ‘superstruktur’ ELS demi melancarkan Trans-Am Burst (pelepasan partikel GN dalam jumlah sangat banyak) yang diyakini merupakan jalan satu-satunya untuk berkomunikasi dengan mereka.
Terlepas dari segala kekurangannya, tetap ada sejumlah adegan menarik dalam film ini. Pengorbanan heroikAndrei Smirnov (walau memang terkesan agak tiba-tiba) termasuk salah satu adegan paling keren dalam film ini. Feldt Grace kini jelas ditampilkan menyimpan perasaan terhadap Setsuna. Lalu adegan terbangunnya Setsuna dari koma, ketika ia mengalami kilas balik dari segala yang pernah ia alami sepanjang hidupnya dan bertemu dengan sosok kawan-kawannya yang telah meninggal, sebenarnya lumayan berkesan. Tapi adegan-adegan ini tetap tak bisa mengimbangi segala ‘keanehan’ dari tema yang  diusungnya. Jadi asal kau tak mempermasalahkan semua ‘keanehan’ ini, maka bisa dijamin kau mendapatkan satu tontonan yang luar biasa.
Secara pribadi, adegan-adegan aksi mecha, yang semula kubayangkan akan menjadi daya tariknya yang utama, bagiku tetap tak semenarik dibandingkan di seri TV. Mungkin akibat musuhnya ‘tak berbentuk,’ seperti yang kukatakan tadi, pertempuran-pertempurannya terasa hambar dan kurang dramatis. Memang memukau dan enak dilihat sih. Dan pembangunan suasananya benar-benar pas.  Tapi hanya itu. Tak ada pribadi-pribadi yang berbenturan di dalamnya. Lalu karena pemaparan karakternya yang pas-pasan, hampir tak ada ‘emosi’ yang terlibat di dalam adegan-adegan itu.
MS 00 QuanTT yang disangka menjadi sorotan pun hanya tampil di menit-menit akhir. Sebagian besar aksi diisi oleh Gundam Zabaniya-nya Lockon dan Gundam Harute-nya Allelujah bersama Marie. Gundam Raphaelyang digunakan Tieria Erde juga sebenarnya tak lebih dari MS darurat yang digunakan karena keadaan genting.
Dari segi tokoh, tak banyak yang bisa dikatakan. Kita hanya disuguhi sudah jadi seperti apa tokoh-tokoh lama berubah sesudah masa jeda dua tahun kembali berlalu. Tak ada kejelasan tentang apa yang telah tokoh-tokoh utamanya (selain Setsuna) lalui sesudah konflik ELS berakhir. Tapi adegan penutupnya (bagi mereka yang bisa menerimanya) cukup berkesan kok. Setidaknya, film ini memenuhi fungsinya sebagai penutup seri Gundam 00dengan tidak membiarkan plot utamanya berakhir mengganting.
Soal tokoh-tokoh baru, selain Descartes, yang menonjol hanyalah Meena Carmine, seorang ilmuwan wanita yang menjadi pacar(?) baru Billy Katagiri. Secara misterius memiliki tampilan sangat mirip dengan Nena Trinity yang tewas di seri TV. Tapi identitas dirinya sayangnya tak diceritakan lebih lanjut.
ELS memiliki kecerdasan dan emosi, tapi mereka digambarkan sebagai organisme berakal yang sepenuhnya berbeda dari manusia. Dialog yang dimaksud dengan mereka pun bukanlah percakapan yang melaluinya orang-orang bertukar kata. Ada suatu makna mendalam yang hendak diangkat melalui kehadiran mereka. Tapi di sisi lain, keberadaan mereka juga membuat pesan perdamaian yang film ini coba sampaikan agak terkesan dibuat-buat. Hal ini jelas merupakan sesuatu yang sangat bertentangan dengan kesan yang dihadirkan pada episode-episode awal season pertama, di mana di masing-masing kubu ada rakyat dan ideologi yang dipertaruhkan, dan sebagainya.
Sejauh mana film ini akan bisa dinikmati kurasa bergantung pada sejauh apa kau bisa menerima tema alien di dalamnya. Selebihnya, dengan animasi yang keren pada sebagian besar waktu, dan musik yang berpengaruh besar terhadap kenikmatan menonton, satu-satunya alasan untuk menonton film ini mungkin hanya karena film ini menjadi akhir cerita dari seri Gundam 00.
Akhir ceritanya, menurut pendapatku secara pribadi, tak sebagus yang kusangka. Jadi kurasa film ini hanya akan disukai oleh para penggemar berat saja.

0 komentar:

Posting Komentar