content="keyword1, keyword2, 6Cv2UMKtaDJfz9K6WM7QnB5HxMw> MovephaW4R3: BERBAGI PENGETAHUAN: Siapa yang Mengelola Pengetahuan ?
Kamis, 11 Agustus 2011 | By: MovephaW4R3

BERBAGI PENGETAHUAN: Siapa yang Mengelola Pengetahuan ?


Pendahuluan 
     Dalam satu dasawarsa terakhir pengelolaan pengetahuan (knowledge management), 
menjadi salah satu metode peningkatan produktifitas suatu organisasi, perusahaan atau 
instansi. Hal ini dapat dimengerti karena kompetisi tidak lagi mengandalkan sumber daya 
alam, tetapi berpindah kepada pemanfaatan sumber daya manusia secara optimal. 
Pemanfaatan sumber daya manusia melalui potensi kreativitas dan inovasi, agar dapat 
meningkatkan produktivitas suatu organisasi. 

     Berbagi pengetahuan (knowledge sharing) merupakan salah satu metode dalam 
knowledge management yang digunakan untuk memberikan kesempatan kepada anggota 
suatu organisasi, instansi atau perusahaan untuk berbagi ilmu pengetahuan, teknik, 
pengalaman dan ide yang mereka miliki kepada anggota lainnya. Berbagi pengetahuan 
hanya dapat dilakukan bilamana setiap anggota memiliki kesempatan yang luas dalam 
menyampaikan pendapat, ide, kritikan, dan komentarnya kepada anggota lainnya.                     
Disinilah peran berbagi pengetahuan dikalangan karyawan menjadi amat penting untuk 
meningkatkan kemampuan karyawan agar mampu berpikir secara logika yang diharapkan 
akan mengahasilkan suatu bentuk inovasi. Jadi inovasi merupakan suatu proses dari ide 
melalui penelitian dan pengembangan akan menghasilkan prototipe yang bisa 
dikomersialkan. Sebenarnya menurut para ahli misalnya Carl Davidson dan Philip Voss 
mengatakan bahwa mengelola knowledge sebenarnya merupakan bagaimana organisasi 
mengelola staf mereka, sebenarnya bahwa knowledge management adalah bagaimana 
orang-orang dari berbagai tempat yang saling berbeda mulai saling bicara. 
Wakil perusahaan dari Rover Group (Collin Jones) mengatakan bahwa sebagai bagian 
dari knowledge management strategy, Rovernet mengatakan bahwa intranet merupakan 
bagian yang sangat membantu mereka dalam mengaplikasikan learning dan share best 
practice mereka. Menurut David J.Skryme bahwa salah satu tantangan knowledge 
management adalah menjadikan manusia berbagai knowledge mereka. Untuk 
mengahadapi tantangan tersebut dia menyarankan tiga C yaitu: Culture, Co-opetition 
(menyatukan kerjasama dengan persaingan) dan Commitment. 
     Banyak organisasi belum atau tidak mengetahui potensi knowledge (pengetahuan + 
pengalaman) tersembunyi yang dimiliki oleh karyawannya, mengapa demikian ? 

Lisensi Dokumen: 
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com 

Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan 
disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat 
tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang 
disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, 
kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari IlmuKomputer.Com.  
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com 
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com

2
Research Delphi Group menunjukkan bahwa knowledge dalam organisasi tersimpan 
dengan struktur adalah sbb: 
- 42 % dipikiran (otak) karyawan; 
- 26 % dokumen kertas; 
- 20 % dokumen elektronik; 
- 12 % knowledge based-electronics. 

Peta “knowledge” dalam Organisasi  
     Berbagi pengetahuan hanya dapat dilakukan bilamana setiap anggota memiliki 
kesempatan yang luas dalam menyampaikan pendapat, ide, kritikan dan komentarnya 
kepada anggota lainnya. Sebagain besar situs portal suatu organisasi, instansi atau 
perusahaan telah menggunakan fitur forum diskusi (discussion forum) untuk memberikan 
kesempatan yang luas kepada anggotanya dalam menyampaikan kesulitan yang dihadapi 
dalam pekerjaannya, ide-ide yang timbul untuk meningkatkan produktifitas pekerjaannya, 
kritikan dan saran terhadap organisasi dalam rangka menciptakan lingkungan kerja yang 
kondusif. Berbagai pengetahuan dapat tumbuh dan berkembang apabila menemukan 
kondisi yang sesuai, sedangkan kondisi tersebut ditentukan oleh tiga faktor kunci yaitu: 
orang, organisasi dan teknologi (Brink, 2001). Sebab berbagi pengetahuan dianggap 
sebagai hubungan atau interaksi sosial antar orang per orang, sedangkan permasalahan 
organisasi memiliki dampak yang besar bagi berbagi pengetahuan, dan teknologi 
informasi dan komunikasi merupakan fasilitatornya. 
     Agar potensi knowledge setiap karyawan dapat dimanfaatkan dan dikembangkan, 
tentu perusahaan memerlukan informasi secara lengkap mengenai asset berharga ini, 
sebagai sebuah langkah untuk mendeteksi adanya tacit knowledge ini, perlu dilakukan 
pendataan lewat kuestioner yang disebar kepada semua orang dalam organisasi. 

Misalnya sebagai contoh, pertanyaan dapat berisi sebagai berikut: 
1). Apakah anda mengetahui bahwa anda mempunyai potensi knowledge yang belum 
dimanfaatkan secara maksimal oleh organisasi ? 
2). Apakah anda mengetahui rekan kerja (internal maupun eksternal organisasi) anda 
mempunyai potensi pengetahuan dan keahlian yang belum dimanfaatkan secara 
maksimal dalam organisasi ? 
3). Apa kendala dari pertanyaan no. 1 dan no.2 ? 
4). Berapa banyak yang anda ketahui bahwa semua orang dalam organisasi tahu bahwa 
sesuatu harus dilakukan tetapi tidak/belum dilakukan ? 
5). Berapa lama kondisi pertanyaan no.4 itu telah berlangsung ? 
6). Apakah ada pengaruh langsung terhadap layanan kepada pelanggan ?  
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com 
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com

3
Gambar 1. Pola Hubungan Zack 


     Pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas terus-menerus dilakukan secara berkala dan 
terus menerus sampai organisasi dapat memetakan semua potensi knowledge yang masih 
tersembunyi dalam organisasi. Serta memberikan muatan knowledge pada setiap unit 
kerja/fungsi kerja dalam organisasi dengan melihat alur Input-Proses-Output (IPO). 
Pertanyaan lain selanjutnya dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan organisasi, 
seluruh jawaban hasil kuestioner tersebut kemudian dipadukan dengan database 
karyawan yang tentu telah dimiliki sebelumnya. Dengan langkah ini organisasi akan 
mempunyai peta potensi knowledge yang dimilikinya secara startegis, serta seluruh peta 
knowledge ini juga menjadi dasar pertimbangan bagi kebijakan rotasi, promosi, mutasi 
sampai pelatihan karyawan. Pada gilirannya organisasi semakin dapat memperkuat setiap 
pos pekerjaan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh karyawannya. 

      
Apa yang harus 
diketahui oleh 
suatu organisasi 
Apa yang 
harus 
dikerjakan 
oleh suatu 
orgamnisasi ? 
Hubungan/Link  
Knowledge strategi 
Apa yang 
diketahui  oleh 
suatu organisasi 
Apa yang 
dapat 
dilakukan 
oleh suatu 
organisasi ? 
Knowledge gap 
Hubungan/Link 
Strategic-knowledge 
Strategic gap  
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com 
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com 
4

Gambar 2 . Konversi Pengetahuan 

         

Socialization 

Externalizaton 
Internalization Combination 

Dapatkah Mengelola Pengetahuan ? 
     Dalam buku Learning to fly oleh British Oil Company menyatakan bahwa You Cannot 
manage knowledge – nobody can ? Knowledge can be created, discovered, captured, 
shared, etc. Jadi hanya empat kegiatan utama yaitu: persediaan pengetahuan, 
mempercepat aliran knowledge, transformasi knowledge dan pemanfaatan knowledge. 
Merebaknya fenomena manajemen pengetahuan (knowledge management) dapat dilihat 
sebagai keinginan mengembalikan hakikat “pengetahuan” dan menghindari pandangan 
bahwa pengetahuan adalah benda mati. Di dalam kehidupan berorganisasi, baik untuk 
bisnis maupun non-bisnis, maka pengetahuan selalu dikaitkan dengan potensi nilai yang 
ada pada berbagai komponen atau proses (aliran) keseluruhan ”modal” dalam organisasi 
tersebut. “Modal” disini tentu saja bukan hanya soal investasi dan uang, tetapi juga 
“modal sosial” (social capital). Para proponen KM selalu menegaskan bahwa sebuah 
organisasi seharusnya tidak berhenti pada “memiliki pengetahuan” dalam arti menimbun 
tumpukan dokumen yang dilengkapi dengan alat temu-kembali. Persoalan terpenting 
yang dihadapi organisasi-organisasi modern saat ini adalah : bagaimana 
mengintegrasikan timbunan pengetahuan eksplisit itu kedalam keseluruhan 
kemampuan dan kegiatan organisasi?  Di dalam aktivitas setiap organisasi, maka tidak 
dapat dihindari bahwa pengetahuan yang diperlukan adalah pengetahuan yang tertanam 
di dalam diri masing-masing pribadi dan juga tercakup dalam kerjasama antar pribadi. 
Semua ini bukan hanya pengetahuan eksplisit, tapi juga pengetahuan tacit, terlebih lagi 
pengetahuan ini menjadi dinamis sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi di 
Empat Modus Dalam 
Knowledge Conversion
Tacit Knowledge TO Explicit Knowledge 
Tacit Knowledge 

FROM 
Explicit 
Knowledge  
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com 
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com

5
dunia eksternal maupun internal dari sebuah organisasi. Nah, inilah urusan manajemen 
pengetahuan, yaitu bagaimana mengelola dinamika penggunaan pengetahuan tacit yang 
terintegrasi dengan pengetahuan eksplisit. 
     Secara  ringkas, untuk mengelola pengetahuan ada beberapa hal yang perlu 
diperhatikan misalnya : 
- analisis dan identifikasi proses kerja/bisnis dalam organisasi ; 
- pemahaman tentang proses pengetahuan di dalam proses kerja; 
- pemahaman nilai, konteks, dan dinamika pengetahuan dan informasi; 
- idenfikasi penciptaan, pemeliharaan dan pemanfaatan aset pengetahuan; 
- pemetaan aliran pengetahuan; 
- manajemen perubahan; 
- pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung pemanfaatan pengetahuan; 
- pemahaman tentang komunitas kerja untuk memperoleh dukungan dan kerjasama; 
- manajemen kegiatan/proyek; 
- stukturisasi dan arsitektur informasi; 
- manajemen aliran dokumen dan informasi; 
- pemahaman tentang prinsip-prinsip manajemen informasi, proses publikasi dan 
perkembangan potensi teknologi informasi. 

     Sebagian besar dari tuntutan kompetensi diatas memerlukan kemampuan berpikir 
abstrak dan melakukan analisis yang cukup rumit. 
Dari kenyataan, pentingnya klasifikasi dalam dunia pengetahuan manusia, apalagi dalam 
knowledge management, berbagai jenis klassifikasi selain hirarkis, klasifikasi pohon, 
paradigma dan facet. Beberapa hal penting yang menyebabkan klassifikasi mutlak dalam 
urusan pengetahuan pada suatu organisasi (Kwasnik, 1999) mengatakan adalah sebagai 
berikut : 
- mampu meringkas pengetahuan sehingga mudah dicerna; 
- memberikan deskripsi yang kaya terhadap  pengetahuan dalam kaitannya dengan 
pengetahuan lain; 
- memperlihatkan antar-hubungan pengetahuan sehingga memungkinkan 
penggunaannya memiliki perspektif yang lebih menyeluruh atau holistik; 
- memperlihatkan jarak antara satu pengetahuan dengan lainnya (terutama dalam 
klassifikasi pohon); 
- membantu menemukan pola atau keteraturan dalam pemberian kriteria kepada 
pengetahuan. 

Namun pada saat yang sama, sistem klassifikasi yang selama ini kita kenal juga 
mengandung kelemahan yaitu: 
- klasifikasi hirarkis hanya cocok untuk pengetahuan dalam domain yang mapan, 
yang masing-masing entitasnya sudah memiliki batas dan definisi yang jelas; 
- klasifikasi pohon, walaupun mungkin lebih luwes untuk domain yang sedang 
berkembang, hanya cocok untuk menggambarkan arah pekembangan pengetahuan 
yang satu dimensi; 
- klasifikasi paradigma yang mengandalkan perpotongan (intersection) dua atribut 
entitas, sering kali juga membatasi perspektif penggunanya;  
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com 
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com

6
- klasifikasi facet yang diperkenalkan Ranganathan, walaupun sangat ampuh untuk 
menampung berbagai perspektif (multiple pespectives), sangat bergantung kepada 
pengetahuan yang lengkap tentang domain yang akan diklasifikasikan dan juga 
kebutuhan pemakai klasifikasi. 

     Beckman (1999) meringkas perspektif teknologi untuk knowledge management adalah 
sebagai berikut: 
1). Knowledge repository, pada umumnya berupa database : direktori sumber, direktori 
sumber-sumber pembelajaran, dan groupware dsb; 
2). Ditambah dengan “business model” yang dipengaruhi oleh unsur : arsitektur TI, 
Platform TI (hardware), komunikasi, interfaces, software dan usesr support. 

Berbagi Pengetahuan dalam Konteks Organisasi 
     Davenport dan Prusak memberikan metode mengubah informasi menjadi pengetahuan 
melalui kegiatan yang dimulai dengan huruf C : comparation, consequences, connections 
dan conversation. Dalam organisasi, pengetahuan diperoleh dari individu-individu atau 
kelompok orang-orang yang mempunyai pengetahuan,atau kadang kala dalam rutinitas 
organisasi. Pengetahuan diperoleh melalui media yang terstruktur seperti: buku, 
dokumen,hubungan orang ke orang yang berkisar dari pembicaraan ringan sampai ilmiah.  

     Pengetahuan merupakan suatu yang eksplisit sekaligus tacit, beberapa pengetahuan 
dapat dituliskan di kertas, diformulasikan dalam bentuk kalimat-kalimat, atau 
diekspresikan dalam bentuk gambar. Namun ada pula pengetahuan yang terkait erat 
dengan perasaan, keterampilan, dan bentuk bahasa utuh, presepsi pribadi, pengalaman 
fisik, petunjuk praktis, dan intuisi, dimana pengetahuan terbatinkan seperti itu sulit sekali 
digambarkan kepada orang lain. Penciptaan pengetahuan secara efektif tergantung pada 
konteks yang memungkinkan terjadinya penciptaan tersebut yaitu konteks yang 
memungkinkan terjadinya penciptaaan pengetahuan yang dimunculkan oleh hubunganhubungan. Seringkali ada berbagai asumsi yang salah tentang knowledge management, 
tiga diantara asumsi itu adalah 1). jika infrastruktur teknologi informasi sudah dibangun , 
maka dengan senang hati berbagi pengetahuan antar sesama, 2). teknologi informasi 
dapat menggantikan kekuatan percakapan langsung dan memperlancar pertukaran 
pengetahuan, 3). sebuah organisasi harus terlebih dahulu membangun infrastruktur 
teknologi dan kultur belajar sebelum bisa belajar. Ketiga asumsi itu seringkali 
mengabaikan kenyataan bahwa KM sesungguhnya berawal dari satu kata yaitu : berbagibersama (share). 

     Tidak seluruh pengetahuan dengan serta merta dibagi bersama. Pengetahuan yang 
paling sering dibagi-bersama adalah pengetahuan praktis (know-how) sebuah organisasi, 
bukan pengetahuan teoritis (know-what). Berbagi bersama pengetahuan praktis ini sangat 
berguna jika dilakukan dalam konteks kegiatan bersama (team-work). Sangatlah penting 
bagi suatu organisasi untuk membedakan, mana pengetahuan pribadi dan mana  
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com 
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com

7
pengetahuan kolektif yang diperlukan untuk kepentingan bersama. Secara umum ada 
lima jenis kegiatan berbagi-pengetahuan yaitu:  

1. di dalam satu kelompok untuk pekerjaan rutin yang serupa dan terus menerus; 
2. antar dua atau lebih kelompok yang berbeda tetapi melakukan pekerjaan yang hampir 
sama; 
3. antar dua atau lebih kelompok, tetapi yang dibagi bersama adalah pengetahuan tentang 
pekerjaan non-rutin; 
4. antar organisasi dalam rangka kelangsungan hidup bersama; 
5. dari luar kelompok, ketika menghadapi persoalan yang belum pernah mereka jumpai 
sebelumnya. 

Berbagi Pengetahuan  
     Di dalam sebuah kelompok manusia, mungkin saja ada satu atau dua orang yang 
berpengetahuan lebih dari orang lainnya, mungkin saja seorang pemimpin di sebuah 
organisasi berpengetahuan lebih banyak dari pada yang dimiliki oleh anggota 
organisasinya. Tetapi untuk memastikan bahwa si pemimpin memiliki ” pengetahuan 
yang lebih” maka para anggota itu pun harus tahu pengetahuan apakah yang dimiliki 
pemimpinnya, dengan kata lain anggota itu harus punya pengetahuan tentang 
pengetahuan pemimpin mereka. Dan jika seseorang telah melepas pengetahuannya 
kepada orang-orang lain, atau orang teresebut telah meraih/mendapatkan pengetahuan 
dari seseorang tidaklah mungkin pengetahuan itu berkurang. Seorang pemimpin yang 
berhasil artinya telah melepaskan pengetahuan yang dipunyai untuk dimiliki oleh 
anggota-anggotanya, namun si pemimpin tidak pernah kehilangan pengetahuan itu, justru 
sebaliknya, pengetahuan si pemimpin menjadi semakin besar karena kini pengetahuan itu 
tidak hanya ada di dirinya sendiri melainkan ada di seluruh anggotanya. Seringkali 
pengetahuan yang dimiliki bersama-sama oleh anggota organisasi dan masih berada di 
kepala masing-masing, dan baru terlihat jika mereka secara bersama-sama melakukan 
sesuatu pekerjaan tertentu. Seringkali kita lihat sebagai pengetahuan bersama itu 
adalah kegiatan bersama atau kerjasama, misalnya pengetahuan yang dimiliki oleh para 
pemain , pelatih dan manajer Persik sehingga mengantarkan menjadi juara liga Indonesia. 
Kita tidak bisa melihat pengetahuan perorangan di klub Persik tersebut ketika mereka 
mencetak gol demi gol, tidak bisa melihat pengetahuan Christian Gonzales semata 
dibandingkan dengan pengetahuan Budi Sudarsono yang sama-sama striker, tapi kta 
terjadi sebuah goal yang kita lihat adalah kerjasama antar striker. 
     Sebuah organisasi atau sebuah perusahaan atau apapun dapat bekerja sama jika 
memiliki pengetahuan bersama yang tertanam dibenak masing-masing anggotanya dan 
terwujud dalam praktek-praktek yang melibatkan semua anggotanya. Tanpa pengetahuan 
bersama itu, tidak akan ada pengetahuan sama sekali yang dimiliki oleh siapapun diantara 
mereka, jika yang terakhir terjadi maka yang tampak adalah tidak berpengetahuan belaka, 
walaupun masing-masing orang mungkin menggangap bahwa diri mereka 
berpengetahuan.  
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com 
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com

8

 Organisasi Melalui Model 7-s Mckinsey 
 Model 7-S Mc.Kinsey dikembangkan oleh Peters dan Waterman (1982) dalam 
bukunya  In Search of Excellence. Peters dan Waterman memberikan latar belakang 
bahwa pada era 60 dan 70-an,organisasi memfokuskan dirinya pada struktur organisasi 
sehingga organisasi memfokuskan dirinya pada struktur. Pada era 80-an dan 
seterusnya,Peters dan Waterman mengajukan terdapat 6 variabel lain yang menentukan 
keberhasilan organisasi.Ketujuh variabel memiliki keterkaitan satu sama lain : 

      Pada model 7-S dikenal adanya 2 jenis variabel,yaitu Hard-Variable dan SoftVariable. Hard – Variable adalah variabel yang mudah untuk diidentifikasi dari dokumen 
– dokumen perusahaan,sedangkan Soft-Variable relatif lebih sukar dikenali. . 
Berikut ketujuh variable 7-S (Waterman & Peters) 

Tabel 1. Definisi Variabel-Variabel 7-S Mc.Kinsey. 
       Variabel       Definisi 
Hard Variables 
Strategy    Jalan    yang    telah    dipilih    oleh  organisasi bagi 
perkembangan masa depannya : suatu rencana yang 
disusun oleh organisasi untuk mendapatkan 
keunggulan bersaing yang mampu bertahan 
( suistainable competitive advantage)  
Structure Kerangka kerja dimana aktivitas para anggota 
organisasi dikoordinasikan. 
System Prosedur formal dan informal, termasuk sistem 
inovasi, sistem kompensasi,, sistem informasi 
manajemen dan sistem alokasi modal yang 
menentukan aktivitas setiap hari. 
  
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com 
Copyright © 2003-2006 IlmuKomputer.Com

9
Soft Variables 
Style Pendekatan kepemimpinan dari manajemen puncak 
dan pendekatan operasi organisasi secara 
keseluruhan; juga meliputi cara dimana para 
pegawai mewakili diri mereka pada dunia luar dan 
kepada masyarakat. 
Staff Sumber daya manusia organisasi;mengacu kepada 
bagaimana manusia dikembangkan, dilatih, 
disosialisasikan, diintegrasikan, dimotivasi dan 
bagaimana  karier mereka di-manage. 
Skill Kemampuan yang unik yang membedakan 
organisasi dengan organisasi lainnya. 
Shared Values Pada awalnya bernama superordinate goals; konsep 
dan prinsip penuntun bagi organisasi-nilai-nilai dan 
aspirasi,biasaya tidak tertulis yang berada di luar 
pernyataan konvensional sasaran organisasi; ide-ide 
dasar organisasi dibangun, hal-hal yang 
mempengaruhi kelompok untuk bekerja bersama 
untuk tujuan umum bersama. 
Sumber : Peters,Waterman(1982) 

Penutup 
     Masalah berbagai pengetahuan dalam suatu organisasi saat ini menjadi suatu isu 
penting baik di bidang bisnis maupun non-bisnis, karena semua kegiatan manusia 
sebenarnya adalah kegiatan berorganisasi. Tidak ada kegiatan yang akan berjalan lancar, 
jika tidak ada pengorganisasian yang baik, tidak ada manfaat atau keuntungan yang bisa 
diperoleh, jika sebuah organisasi tidak berjalan dengan baik. Dan setiap organisasi 
memiliki anggota, dimana masing-masing anggota bekerja berdasarkan pengetahuannya, 
maka mengelola pengetahuan akhirnya adalah mengelola anggota-anggota itu artinya 
mengelola manusia juga adanya. 

Berbagi bersama adalah tindakan yang lebih mudah diucapkan dari pada dilakukan, 
apalagi jika menyangkut pengetahuan dan jika kita sadar bahwa dalam suatu organisasi 
apa pun akan terjadi power play yang dikaitkan dengan prinsip “knowledge is power”. 
Berbagi bersama pengetahuan di suatu organisasi akhinya seringkali menjadi impian, 
sebab kita sering pula berharap terlalu banyak dan tinggi. Kita berharap semua 
pengetahuan akan dipakai bersama, dan semua orang dengan rela akan berbagi 
pengetahuan antar sesama, sementara sebagian besar dari kita mungkin adalah orangorang yang enggan berbagi pengetahuan. 

  
Komunitas eLearning IlmuKomputer.Com 

0 komentar:

Posting Komentar